JOHAN YAN seorang motivator budaya kelahiran medan 7 juli 1974, mengenyam pendidikan arsitektur S1 Universitas Kristen Petra, adalah pemegang 6 rekor MURI dalam 3 tahun berturut turut memotivasi 518 direktur 4073 manager. Johan Yan merupakan pelestari dan penyelamat Benda cagar Budaya, salah satunya adalah ARCA MAHA NANDI yg mempunyai nilai 6 juta USD di balai lelang international.
Sedangkan kiprahnya dalam dunia motivasi tidak diragukan lagi sehingga pada tanggal 26 maret 2012 dinobatkan sebagai motivator terbaik versi seputar indonesia, menangani lebih dari 80 perusahaan berkelas nasional dan international.
Dalam bidang arkeologi budaya sumbangsih yg diberikan sangat besar sebagai penemu penggunaan teknologi X-Ray Digital 130 KV dengan Automatic Exposure non destructive technique didunia arkeologi, yaitu penelitian menggunaan tehnologi X-Ray Digital 130 KV sehingga mendapatkan data yang diperlukan tanpa harus merusak (membelah) benda-benda arkeologi. Penemuan ini sempat dipamerkan dalam konggres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia 2011 dan dan konggres PARI (Persatuan Ahli Radiologi Indonesia) 2011.
Dengan semangat “arkeologi bagi publik” beliau menciptakan Wayang Arkeo yaitu wayang pertama di Indonesia yg dibuat dengan menggunakan pendekatan arkeologi, kini beliau bersama Prof. Dr. Timbul Haryono M.Sc. Bapak Arekometalurgi indonesia mengadakan penelitian dalam bidang arkeometalurgi yg akan dituangkan dalam buku, “Arca Maha Nandi dalam perspektif arkeometalurgi”, pria keturunan tionghoa ini juga mendapat penghargaan gelar kehormatan dari Pakubuwono XIII Solo dalam bidang kebudayaan pada tahun 2012 dengan nama Kangjeng Raden Aryo Johan Yan.