Selasa, 17 Juli 2012

PROFIL JOHAN YAN


JOHAN YAN seorang motivator budaya kelahiran medan 7 juli 1974, mengenyam pendidikan arsitektur S1 Universitas Kristen Petra, adalah pemegang 6 rekor MURI dalam 3 tahun berturut turut memotivasi 518 direktur 4073 manager. Johan Yan merupakan pelestari dan penyelamat Benda cagar Budaya, salah satunya adalah ARCA MAHA NANDI yg mempunyai nilai 6 juta USD di balai lelang international.

Sedangkan kiprahnya dalam dunia motivasi tidak diragukan lagi sehingga pada tanggal 26 maret 2012 dinobatkan sebagai motivator terbaik versi seputar indonesia, menangani lebih dari 80 perusahaan berkelas nasional dan international.

Dalam bidang arkeologi budaya sumbangsih yg diberikan sangat besar sebagai penemu penggunaan teknologi X-Ray Digital 130 KV dengan Automatic Exposure non destructive technique didunia arkeologi, yaitu penelitian menggunaan tehnologi X-Ray Digital 130 KV sehingga mendapatkan data yang diperlukan tanpa harus merusak (membelah) benda-benda arkeologi. Penemuan ini sempat dipamerkan dalam konggres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia 2011 dan dan konggres PARI (Persatuan Ahli Radiologi Indonesia) 2011.

Dengan semangat “arkeologi bagi publik” beliau menciptakan Wayang Arkeo yaitu wayang pertama di Indonesia yg dibuat dengan menggunakan pendekatan arkeologi, kini beliau bersama Prof. Dr. Timbul Haryono M.Sc. Bapak Arekometalurgi indonesia mengadakan penelitian dalam bidang arkeometalurgi yg akan dituangkan dalam buku, “Arca Maha Nandi dalam perspektif arkeometalurgi”, pria keturunan tionghoa ini juga mendapat penghargaan gelar kehormatan dari Pakubuwono XIII Solo dalam bidang kebudayaan pada tahun 2012 dengan nama Kangjeng Raden Aryo Johan Yan.

KUNJUNGAN JOHAN YAN KE GANDHA RASA RESTO




Minggu, 15 Juli 2012

MERIAHNYA PERAYAAN TUMPEK LANDEP DI BALI

Prosesi upacara pasupati Maha Nandi.
Ubud - Perayaan Hari Tumpek Landep di Bali kali ini terasa berbeda. Hal ini tak terlepas oleh kehadiran benda cagar budaya Arca Maha Nandi, lembu wahana Dewa Siwa yang berusia 1200 tahun, yang diboyong oleh Total Quality Indonesia.

Secara khusus Arca Maha Nandi diberkati pada hari Tumpek Landep oleh Ida Pedanda Gede Jelantik Giri Puspa. Prosesi upacara dilakukan dalam persiapan spiritual sejak tanggal 28 Juni dan mencapai puncaknya tanggal 30 Juni 2012 pada hari raya Tumpek Landep. Hari Tumpek Landep sendiri jatuh setiap 210 hari sekali, dan uniknya selalu jatuh pada hari sabtu.

Tumpek Landep merupakan salah satu hari suci dalam agama Hindu, yang masih berhubungan dengan hari turunnya ilmu pengetahuan, yakni hari raya Saraswati.

Dalam perayaan Tumpek Landep masyarakat secara simbolis melakukan upacara untuk berbagai macam benda-benda yang terbuat dari logam. Dan upacara Tumpek Landep yang dilakukan di Banjar ambengan peliatan, Ubud Bali itu disaksikan oleh Anak Agung gede Dalem Sudarsana dari Puri Dalem Gelodan Nyar tengah dauh pura madya.

Upacara Tumpek Landep yang sangat unik tersebut juga mendapat perhatian puluhan pengusaha yang hadir diantaranya adalah Agung Tjahjono, pengusaha Gandarasa resto Ubud, asal semarang.

"Seharusnya pelestarian benda cagar budaya dapat dilakukan masyarakat dengan mengedepankan nilai nilai budaya, sebagaimana yang dilakukan pada hari raya Tumpek Landep ini," kata Agung dalam rilis yang diterima Centroone.com, Kamis (05/07).

Dalam kesempatan tersebut digelar pula upacara pasupati terhadap arca Maha Nandi. Dengan adanya upacara ini diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap upaya pelestran dan penyelamatan benda cagar budaya Indonesia.

Pemilihan tempat di Bali karena Maha Nandi adalah arca peninggalan umat Hindu pada abad ke 8 yang sangat berharga. (rur)

(Sumber : http://www.centroone.com/news/2012/07/1r/meriahnya-perayaan-tumpek-landep-di-bali/)